Minggu, 04 Juni 2017

Aku dan Puisi


Unek-unek Penyair yang belum sukses

Aku ini orangnya sedikit kasar, tidak romantis, tapi baik hati, dan hormat pada orang yang lebih tua, (he he, kecap selalu nomer satu)

Pekerjaan yang cocok denganku adalah pekerjaan diluar kantor, misalnya ojek, tukang kebun, atau pekerjaan lain yang sejenis

Jika ada pekerjaan yang memerlukan kehalusan, ketelatenan, atau seni, Aku pasti sudah menyerah duluan sebelum perang

Jika suatu waktu timbul keinginanku untuk melakukan hal yang diluar pakem diriku, misalnya membuat sebuah Puisi,  manusiawi saja !




Begini ceriteranya,

Pada tahun 2011 silam,
Pernah kubuat sebuah puisi dengan judul  Andai

Aku sendiri tidak tahu apakah ini pantas disebut puisi atau bukan
Tetapi aku mengalir saja, cuek, coret-coret beberapa bait dikertas, dan jadi !

Gilanya lagi puisi ini berani-beraninya kupublish di Kompasiana,
tahu sendirilah, di komunitas ini tempatnya para penulis dan penyair kawakan

Penasaran? 
Dan mau melihat penampakan puisinya?
Kalau iya,  Bisa dilihat di bagian akhir tulisan ini
  



Ceriterapun berlanjut,

Hasilnya, hanya beberapa orang pengunjung saja yang membaca puisiku
Aku sendiri, ditambah beberapa orang lagi yang kesasar, itupun sudah termasuk Admin karena Dia wajib menyeleksi naskah sebelum di publish

Perolehan skoringnya
Komentar O, dan nilainya juga O besar 

Ya sudah lah, Aku sih tidak mau ambil pusing
Toh tidak ada orang lain yang dirugikan oleh puisiku itu


Dan tahun tahunpun berlalu
Tidak ada lagi puisi lain yang pernah kubuat
Kayaknya puisi lamaku itu 
Menjadi puisi pertamaku dan juga puisi yang terakhir yang pernah kubikin

Lalu pada saat ini, enam tahun kemudian (Tahun 2017)
Kubuka lagi arsip puisi lamaku itu

Mestinya, Aku harus bertanya pada diriku sendiri
Mengapa dan Kenapa seumur-umur  
Hanya satu Puisi saja yang berhasil kubuat

Evaluasi dan Analisa tidak kulakukan
Malah Aku punya ide lain
Sebaiknya pengalaman konyol ini kuposting saja di halaman Blogku

Pertimbanganku sederhana saja

Biar orang lain tahu
Bahwa Aku belum bisa membuat Puisi yang baik

Pertimbangan lain
Daripada Aku menulis masalah politik, atau korupsi, atau menulis kekurangan orang lain, dapat membuat orang lain marah kepadaku

Mendingan Aku menulis kekurangan yang ada pada diriku sendiri saja, 
dan yang pasti Aku tidak akan bisa memarahi diriku sendiri


 


Andai

Kubaringkan raga ini
Kupejamkan pelupuk
Kubayangkan, bening indah matamu

Sejuk
Sesejuk embun pagi

Hangat
Sehangat matahari pagi

Khayalku pun berlari, tanpa kendali

Andai
Rotasi berhenti
Kuingin selamanya bersamamu

Andai
Kupunya sayap
Kuingin terbang bersamamu, kenegeri impian

Andai
Usia bisa ditambah
Kuingin kita hidup seribu tahun lagi

Andai
Ku tidak terbangun
Karena kumandang adzan subuh
Akan Kuteruskan indahnya Andaiku ini
Hingga matahari tegak diatas cakrawala




Wildansari, Awal Juni 2017
Puisi ini Aku edit, tanpa mengurangi makna yang terkandung