Menjamurnya
penggunaan smartphone, cenderung memicu banyak
orang untuk membuka situs porno pada perangkat mobilenya, karena saat ini masih
banyak orang yang percaya bahwa smartphone kebal virus, dan tidak aneh bila membuka
situs porno dari gadget sering dilakukan
Kabar buruknya, Pengguna
smartphone menjadi target utama
Menurut
Blue Coat (lembaga keamanan siber), ada malware atau virus smartphone baru
bernama “Cyber.Police” yang disusupkan
ke situs porno
Malware
ini dapat langsung menginfeksi smartphone saat pengguna membuka situs porno
yang terpasangi Cyber.Police, dan ini
berjalan begitu saja, tidak dibutuhkan pemasangan aplikasi atau proses klik
apapun
Bagaimana malware
ini bisa melakukan itu?
Blue
Coat mengatakan Cyber.Police memanfaatkan kerentanan yang ada di sistem operasi
Android 4.0 Ice Cream Sandwich, 4.3
Jelly Bean, dan 4.4 KitKat
Untuk
pengguna smartphone Android berbasis Lollipop dan Marshmallow belum ada laporan
menerima serangan Cyber.Police.
Cyber.Police
adalah malware tipe ransomware, Virus ini akan memblokir akses ke smartphone
dengan memunculkan jendela pop-up tertentu
Mayoritas
pop-up ini mengatakan jika smartphone yang bersangkutan telah diblokir, Dan
untuk membuka blokir itu, pengguna harus membayar uang tertentu (tujuan virus
ini memang untuk mendapatkan uang dari korbannya)
Meski
Blue Coat belum mengungkapkan bagaimana cara menghilangkan Cyber.Police,
beberapa pihak yakin dengan cara “Factory Reset” dapat menjadi solusi
Tetapi
penggunaan Factory Reset sangat tidak dianjurkan, karena dapat menghapus data
penting pengguna
Simak penjelasan,
Spam Analysis Expert Kaspersky, Daria Loseva
Kaspersky
mengidentifikasikan perangkat mobile jadi target baru serangan spam dan malware
(laporan terbaru Kaspersky Lab Security Bulletin)
Data
tahun 2015 Kaspersky menunjukkan, Jerman adalah korban terbesar dengan 19,06
persen serangan, mengalami peningkatan 9,84 persen pada tahun 2014. Kemudian,
diikuti Brazil dengan 7,64 persen.
Setelah
Brazil, diikuti pula oleh Rusia yang berada di posisi ketiga dari sebelumnya
ke-8, atau mengalami peningkatan 3,06 persen sehingga menjadi 6,03 persen dari
keseluruhan serangan spam tahun 2015.
Masih
menurut data yang sama, pada 2015 penjahat siber terus menerus mengirimkan
e-mail palsu dari perangkat mobile dan juga notifikasi dari aplikasi selular
yang berisi malware atau pesan iklan.
"Peningkatan pengguna perangkat mobile dalam
kehidupan sehari-hari baik untuk bertukar pesan dan data, serta akses dan kontrol
rekening bank, juga telah mengakibatkan peningkatan kesempatan untuk
eksploitasi oleh penjahat siber " ujar Spam Analysis Expert Kaspersky, Daria
Loseva
Dia
juga mengatakan, malware ponsel dan spam penipuan semakin populer dan upaya
untuk menipu korban menjadi lebih canggih setiap tahunnya sehubungan dengan
munculnya aplikasi yang dapat digunakan oleh penjahat siber baik langsung
maupun tak langsung.
"Oleh sebab itu, pengguna perangkat mobile
perlu hati-hati " imbuhnya lagi