Rabu, 04 Mei 2016

Waspada, serangan Malware pada Perangkat Mobile

Menjamurnya penggunaan smartphone, cenderung  memicu banyak orang untuk membuka situs porno pada perangkat mobilenya, karena saat ini masih banyak orang yang percaya bahwa smartphone kebal virus, dan tidak aneh bila membuka situs porno dari gadget sering dilakukan




Kabar buruknya, Pengguna smartphone menjadi target utama

Menurut Blue Coat (lembaga keamanan siber), ada malware atau virus smartphone baru bernama  “Cyber.Police” yang disusupkan ke situs porno

Malware ini dapat langsung menginfeksi smartphone saat pengguna membuka situs porno yang terpasangi Cyber.Police,  dan ini berjalan begitu saja, tidak dibutuhkan pemasangan aplikasi atau proses klik apapun

Bagaimana malware ini bisa melakukan itu?

Blue Coat mengatakan Cyber.Police memanfaatkan kerentanan yang ada di sistem operasi Android 4.0 Ice Cream Sandwich,  4.3 Jelly Bean, dan  4.4 KitKat

Untuk pengguna smartphone Android berbasis Lollipop dan Marshmallow belum ada laporan menerima serangan Cyber.Police.

Cyber.Police adalah malware tipe ransomware, Virus ini akan memblokir akses ke smartphone dengan memunculkan jendela pop-up tertentu

Mayoritas pop-up ini mengatakan jika smartphone yang bersangkutan telah diblokir, Dan untuk membuka blokir itu, pengguna harus membayar uang tertentu (tujuan virus ini memang untuk mendapatkan uang dari korbannya)

Meski Blue Coat belum mengungkapkan bagaimana cara menghilangkan Cyber.Police, beberapa pihak yakin dengan cara “Factory Reset”  dapat menjadi solusi

Tetapi penggunaan Factory Reset sangat tidak dianjurkan, karena dapat menghapus data penting pengguna




Simak penjelasan, Spam Analysis Expert Kaspersky, Daria Loseva

Kaspersky mengidentifikasikan perangkat mobile jadi target baru serangan spam dan malware (laporan terbaru Kaspersky Lab Security Bulletin)

Data tahun 2015 Kaspersky menunjukkan, Jerman adalah korban terbesar dengan 19,06 persen serangan, mengalami peningkatan 9,84 persen pada tahun 2014. Kemudian, diikuti Brazil dengan 7,64 persen.

Setelah Brazil, diikuti pula oleh Rusia yang berada di posisi ketiga dari sebelumnya ke-8, atau mengalami peningkatan 3,06 persen sehingga menjadi 6,03 persen dari keseluruhan serangan spam tahun 2015.

Masih menurut data yang sama, pada 2015 penjahat siber terus menerus mengirimkan e-mail palsu dari perangkat mobile dan juga notifikasi dari aplikasi selular yang berisi malware atau pesan iklan.

"Peningkatan pengguna perangkat mobile dalam kehidupan sehari-hari baik untuk bertukar pesan dan data, serta akses dan kontrol rekening bank, juga telah mengakibatkan peningkatan kesempatan untuk eksploitasi oleh penjahat siber "  ujar Spam Analysis Expert Kaspersky, Daria Loseva

Dia juga mengatakan, malware ponsel dan spam penipuan semakin populer dan upaya untuk menipu korban menjadi lebih canggih setiap tahunnya sehubungan dengan munculnya aplikasi yang dapat digunakan oleh penjahat siber baik langsung maupun tak langsung.

"Oleh sebab itu, pengguna perangkat mobile perlu hati-hati "  imbuhnya lagi


Sumber, Kompas Com



Tidak ada komentar: